webmenu – Jakarta, 16 Februari 2025 – Proyek pengembangan smelter aluminium yang dijalankan oleh kerja sama antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menghadapi tantangan signifikan terkait biaya listrik yang tinggi. Smelter ini direncanakan untuk dibangun di kawasan industri di Sumatera Utara, namun mahalnya harga listrik menjadi penghambat utama dalam merealisasikan proyek ini.

Smelter slot thailand aluminium membutuhkan pasokan listrik yang besar dan stabil untuk beroperasi secara efisien. Namun, tarif listrik industri di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara, masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain yang menjadi pesaing dalam industri aluminium global.

“Biaya listrik merupakan komponen terbesar dari keseluruhan biaya produksi aluminium. Tanpa tarif listrik yang kompetitif, sulit bagi kami untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan dengan efisien dan menguntungkan,” kata Ahmad Fauzi, Direktur Utama Inalum.

EGA dan Inalum telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan ini, termasuk negosiasi dengan pemerintah dan penyedia listrik untuk mendapatkan tarif yang lebih bersaing. Namun, hingga kini belum tercapai kesepakatan yang memadai.

Selain itu, ada pertimbangan untuk mengembangkan sumber energi alternatif guna menyokong kebutuhan listrik smelter. “Kami sedang mengeksplorasi kemungkinan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan hidro untuk mendukung operasional smelter ini. Namun, investasi awal yang dibutuhkan juga cukup besar,” tambah Ahmad Fauzi.

Pemerintah Indonesia mengakui pentingnya proyek ini dalam meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dan mendukung perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar proyek ini dapat berjalan sesuai rencana.

“Kami sedang mencari solusi untuk memastikan bahwa proyek smelter ini dapat berlanjut. Ini termasuk pertimbangan untuk meninjau kembali kebijakan tarif listrik dan memberikan insentif bagi pengembangan energi terbarukan,” ujar Menteri Perindustrian, Budi Santoso.

Jika berhasil direalisasikan, smelter aluminium EGA-Inalum ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi aluminium nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, proyek ini juga diantisipasi akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.

Dengan semua tantangan yang ada, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci keberhasilan dari proyek ini. Diharapkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak dapat segera dicapai agar pengembangan smelter ini dapat segera dimulai.

By admin